Selasa, 10 Juli 2012

IBRAHIM BIN RASULULLAH SAW


Ibrahim dilahirkan pada bulan Dzulhijjah tahun 8 Hijriah. Abu Umar bin Abd al-Barr berkata : az-Zubair menyebutkan riwayat dari para syaikhnya, bahwa ibu  Ibrahim, Mariyah, melahirkan dia di Aliyah, suatu tempat yang waktu itu disebut dengan al-Quff (tempat Ibrahim minum). Yang mengetahui akan kelahirannya pertama kali adalah Salma, -maulahnya Nabi saw, istri Abu Rafi’. Kemudian Abu Rafi’ memberitahukan hal tersebut kepada Nabi saw, dan Nabi memberikan seorang pembantu kepadanya. Pada hari ketujuh, Nabi saw mengadakan aqiqah dengan menyembelih domba jantan, dan rambut Ibrahim dipotong oleh Abu Hindun. Pada hari itu ia diberi nama. Nabi saw bersedekah kepada orang-orang miskin dengan uang seberat rambut anak itu. Orang-orang mengambil rambutnya lalu ditanam di tanah. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : Rasulullah saw pernah bersabda  :
وُلِدَلِي اللَّيْلَةَغُلاَمٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيْم
“pada suatu malam telah dilahirkan untukku seorang anak yang kemudian aku beri nama dengan nama ayahku, Ibrahim”.
Riwayat ini menunjukkan bahwa pemberian nama itu pada waktu ia dilahirkan. Az-Zubair meneruskan ceritanya : kemudian anak itu dibawa ke Ummu Saif, seorang wanita di Madinah. Ada yang mengatakan, dia adalah Abu Saif. Az-Zubair mengatakan, kaum Anshar berlomba-lomba untuk mencarikan orang yang menyusui anak itu, kemudian datanglah Ummu Burdah binti al-Mundzir bin Zaid al-Anshari, istri al-Bara’ bin Aus. Ia berbicara kepada Rasulullah untuk menyusui Ibrahim. Ummu Burdah menyusuinya dengan air susu anak laki-lakinya di Bani Mazin bin an-Najjar. Ummu Burdah meminta upah untuk menyusui anak itu kepada ibunya, lalu Rasulullah saw memberinya sepotong roti kepadanya. Namun kemudian biayanya ditanggung oleh Abdullah bin Zam’ah. Ibrahim meninggal pada bulan Rabi’al-Akhir tahun 10 Hijriyah. Umurnya ketika itu 16 bulan. Ia meninggal ketika berada di Bani Mazin ketika dalam asuhan Ummu Burdah. Nama asli Ummu Burdah adalah Khaulah binti al-Mundzir bin Labid. Ia juga yang memandikannya, dan kemudian dimakamkan di Baqi’. Rasulullah saw bersabda : “Andaikan ia tetap hidup aku akan menetapkan jizyah pada setiap orang Qibthi”. Beliau juga mengatakan :
لَوْعَاشَ إِبْرَاهِيْمُ مَارَقَّ لَهُ خَالٌ
“Andaikan Ibrahim hidup, kesombongan tidak akan menaruh simpati kepadanya”.
Dalam hadis Anas bin Malik terdapat penjelasan, bahwasanya Ibrahim meninggal ketika dalam asuhan Ummu Saif. Anas bin Malik mengatakan : Rasulullah saw pergi bersamaku, kami menemui Abu Saif ketika ia sedang meniup ubupan di dapur. Rumahnya dipenuhi dengan asap. Aku mempercepat jalan mendahului Rasulullah saw, dan menemui Abu Saif lebih dahulu. Aku katakan padanya : Hai Abu Saif, tahanlah, Rasulullah saw datang. Abu Saif berhenti, tidak meneruskan meniup api. Rasulullah memanggil seorang anak kecil, dan ia pun segera mendekat. Masya ALLOH betapa menakjubkan yang dikatakan. Anas mengatakan : Aku melihat Rasulullah saw merelakan seluruh jiwanya untuk Ibrahim, kedua mata Rasulullah mengalirkan air mata, beliau berkata :
تَدْمَعُ العَيْنُ٬وَيَحْوَيَحْزَنُ الْقَلْبُ٬وَلَانَقُوْلُ إِلَّامَايُرْضَي الرَبَّ٬وَإِنَّا بِكَ يَاإِبْرَاهِيْمَ لَمَحْزُوْنُوْنَ
“Air mata mengalir, hati bersedih, tetapi tidak kami katakan kecuali yang diridhai oleh Tuhan. Kami sangat sayang terhadap engkau hai Ibrahim”.
Abu Umar bin Abdul Barr berkata : jelas bahwa Rasulullah pernah menangisi anaknya, Ibrahim, tanpa mengeluarkan suara, dan beliau mengatakan : Air mata mengalir, hati bersedih, tetapi tidak kami katakan kecuali diridhai oleh Tuhan. Kami sangat sayang terhadap engkau hai Ibrahim.
Diriwayatkan dari Atha’, dari Jabir ia berkata : Nabi menyuruh Abdurrahman bin Auf mengambikan kurma. Ternyata anaknya, Ibrahim berada di kamar ibunya. Rasulullah saw mengambil sendiri dan meletakkannya di kamar, kemudian ia berkata : “Hai Ibrahim, kami tidak ada apa-apanya bagimu selain pertolongan dari ALLOH”. Air mata kedua mata Rasulullah mengalir, lalu beliau berkata :
يَاإِبْرَاهِيْمُ إِنَّالَانَغْنِي عَنْكَ مِنَ اللٰه شَيْئًا٬ثُمَّ ذَرَفَتْ عَيْنَاهُ٬ثُمَّ قَالَ ׃ يَاإِبْرَاهِيْمُ لَوْلَاأَنَّهُ أَمْرٌحَقٌّ٬وَوَعْدٌصِدْقٌ٬وَأَنَّ آخِرَنَاسَيُلْحِقُ أَوْلَنَا٬لَحَزَنَّاعَلَيْكَ حَزْنًاهُوَأَشَدُّمِنْ هٰذَا٬وَإِنَّابِكَ يَاإِبْرَاهِيْمُ لَمَحْزُنُوْنَ۰تَبْكِي اْلعَيْنُ وَيَحْزَنُ اْلقَلْبُ٬وَلَانَقُوْلُ مَايُسْخِطُ الرَّبَّ۰
“Hai Ibrahim, andaikan hal ini bukan suatu kebenaran, dan janji yang benar, bahwa pada akhirnya kita akan menemui seperti awal kita, sungguh kami tidak bersedih melebihi kesedihan kami dalam hal ini. Kami sangat sayang terhadap engkau, hai Ibrahim. Mata menangis, dan hati bersedih, tetapi kami tidak mengucapkan sesuatu yang membuat Tuhan murka”.
Para sahabat berkata : kematian Ibrahim bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari. Ada kaum yang mengatakan : Gerhana matahari terjadi karena kematian Ibrahim. Kemudian Rasulullah berkhutbah di hadapan mereka dan mengatakan :
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَآيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللٰهِ لَايَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍوَلَالِحَيَاتِهِ٬فَإِذَارَأَيْتُمْ ذَالِكَ فَافْزَعُوْاإِلَى ذِكْرِاللٰهِ وَإِلَى الصَّلَاةِ۰
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda dari kekuasaan ALLOH. Tidaklah gerhana terjadi karena kematian seseorang atau karena hidupnya seseorang. Bila kamu sekalian melihatnya, berlindunglah dengan mengingat ALLOH dan shalatlah”.
Rasulullah saw bersabda ketika Ibrahim meninggal :
إِنَّ لَهُ مرْضِعًافِي الْجَنَّةِتُتِمُّ رَضَاعَهُ
"Ia akan memperoleh orang yang menyusuinya di surga, yang menyempurnakan penyusuannya”.
Rasulullah saw menshalatinya dengan bertakbir empat kali. Ibn Abdil Barr berkata : Ini adalah pendapat jumhur Ulama’ dan yang paling sahih. Ia juga mengatakan, ada yang berpendapat bahwa yang memandikan Ibrahim adalah al-Fadhl bin Abbas, juga yang turun ke kuburannya bersama dengan Usamah bin Zaid. Rasulullah berada di tepi kuburannya. Az-Zubair berkata : Kuburan Ibrahim diperciki air, dan diberi tanda. Ini adalah kuburan pertama dalam Islam yang diperciki dengan air.


ketika perkataan siapapun tak dapat menenangkan hatiku, dan secara tak sengaja saya membaca sebuah buku yang berjudul Istri-istri dan Putra-putri Nabi saw, karya Abdul Hamid Syakir, penerbit : Mitra Pustaka, halaman :151-157. yang berisi bahwa Nabi Muhammad saw juga menangisi putra beliau yang meninggal yaitu Ibrahim bin Rasulullah saw dan do'a Nabi kepada putra beliau yang telah meninggal. Semoga adekku aZka mafaZa juga memperoleh pengasuh yang lebih baik dariku, seperti do'a Nabi saw untuk putra beliau agar memperoleh orang yang menyusuinya di surga yang menyempurnakan penyusuannya.

Laman